Pekerja yang memiliki jam kerja dengan shift malam memiliki risiko terkena serangan jantung lebih banyak dibandingkan yang tidak memiliki shift malam. Penelitian ini diungkapkan tim peneliti dari Kanada kepada British Medical Journal (BMJ), Minggu, 29 Juli 2012.
Penelitian yang melibatkan 34 studi kasus dengan jumlah responden sebanyak 2 juta orang ini menyatakan kerja malam dapat meningkatkan serangan jantung lebih besar lima kali lipat (23 persen) dan risiko stroke hingga 5 persen. Meski begitu, tim peneliti menyatakan tidak ada kaitan langsung antara kerja malam dan penyakit jantung.
"Peningkatan risiko gangguan pembuluh darah terlihat pada pekerja shift malam. Ini menunjukkan bahwa orang yang kerja dengan shift malam harus waspada terhadap perubahan faktor risiko," tulis tim peneliti Kanada dalam British Medical Journal.
Risiko ini terjadi karena pekerja dengan shift malam harus menghadapi rasa kantuk lebih besar dan penyesuaian kondisi tubuh yang berbeda daripada kondisi orang pada umumnya. Selain faktor biologis tubuh, pekerja dengan shift malam tidak mungkin melakukan aktivitas normal layaknya pekerja biasa, seperti tidur, makan, dan olahraga teratur.
Dokter Robert Bonow, profesor dan spesialis jantung dari Northwestern University Feinberg School of Medicine, menyatakan bahwa pekerja dengan shift malam biasanya memiliki tingkat ekonomi menengah ke bawah dan kurang memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan kebiasaan hidup yang baik. "Bukti menunjukkan bahwa para pekerja dengan shift malam memiliki kebiasaan hidup yang tidak sehat, salah satunya merokok," ujar Bonow.
Sementara dokter Carl Lavie, kardiologis dari Ochsner Medical Center, New Orleans, menyatakan pekerja dengan shift malam mengalami gangguan ritme sirkadian (irama biologis) tubuh, terkait dengan jam kerjanya. Hal ini akan berpengaruh buruk pada aliran darah dalam tubuh yang menyebabkan seseorang mudah sekali mengalami gangguan kardiovaskuler.
Dari populasi pekerja di seluruh dunia, pekerja dengan shift malam memiliki populasi terbesar ketiga. Karena itu, menurut Lavie, akan sulit mengubah sistem kerja dan kebiasaan buruk pada pekerja dengan shift malam. "Karena itu, sebaiknya pekerja dengan shift malam memiliki tubuh yang benar-benar fit sebelum melakukan pekerjaannya," ujar Lavie.
Untuk mengurangi kerusakan akibat jam sirkadian tubuh yang berubah, beberapa ahli kesehatan di Inggris menyatakan pekerja dengan shift malam harus memiliki waktu tidur pengganti minimal dua malam. Dengan perbandingan, bergadang satu hari harus diganti dengan tidur dua hari berturut-turut. Waktu tidur ini berguna untuk menutup waktu tidur yang terpakai saat bekerja malam.
sumber:tempo
kata kunci :
penyebab penyakit jantung, serangan jantung, bahaya serangan jantung, jantung manusia,
Penelitian yang melibatkan 34 studi kasus dengan jumlah responden sebanyak 2 juta orang ini menyatakan kerja malam dapat meningkatkan serangan jantung lebih besar lima kali lipat (23 persen) dan risiko stroke hingga 5 persen. Meski begitu, tim peneliti menyatakan tidak ada kaitan langsung antara kerja malam dan penyakit jantung.
"Peningkatan risiko gangguan pembuluh darah terlihat pada pekerja shift malam. Ini menunjukkan bahwa orang yang kerja dengan shift malam harus waspada terhadap perubahan faktor risiko," tulis tim peneliti Kanada dalam British Medical Journal.
Risiko ini terjadi karena pekerja dengan shift malam harus menghadapi rasa kantuk lebih besar dan penyesuaian kondisi tubuh yang berbeda daripada kondisi orang pada umumnya. Selain faktor biologis tubuh, pekerja dengan shift malam tidak mungkin melakukan aktivitas normal layaknya pekerja biasa, seperti tidur, makan, dan olahraga teratur.
Dokter Robert Bonow, profesor dan spesialis jantung dari Northwestern University Feinberg School of Medicine, menyatakan bahwa pekerja dengan shift malam biasanya memiliki tingkat ekonomi menengah ke bawah dan kurang memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan kebiasaan hidup yang baik. "Bukti menunjukkan bahwa para pekerja dengan shift malam memiliki kebiasaan hidup yang tidak sehat, salah satunya merokok," ujar Bonow.
Sementara dokter Carl Lavie, kardiologis dari Ochsner Medical Center, New Orleans, menyatakan pekerja dengan shift malam mengalami gangguan ritme sirkadian (irama biologis) tubuh, terkait dengan jam kerjanya. Hal ini akan berpengaruh buruk pada aliran darah dalam tubuh yang menyebabkan seseorang mudah sekali mengalami gangguan kardiovaskuler.
Dari populasi pekerja di seluruh dunia, pekerja dengan shift malam memiliki populasi terbesar ketiga. Karena itu, menurut Lavie, akan sulit mengubah sistem kerja dan kebiasaan buruk pada pekerja dengan shift malam. "Karena itu, sebaiknya pekerja dengan shift malam memiliki tubuh yang benar-benar fit sebelum melakukan pekerjaannya," ujar Lavie.
Untuk mengurangi kerusakan akibat jam sirkadian tubuh yang berubah, beberapa ahli kesehatan di Inggris menyatakan pekerja dengan shift malam harus memiliki waktu tidur pengganti minimal dua malam. Dengan perbandingan, bergadang satu hari harus diganti dengan tidur dua hari berturut-turut. Waktu tidur ini berguna untuk menutup waktu tidur yang terpakai saat bekerja malam.
sumber:tempo
kata kunci :
penyebab penyakit jantung, serangan jantung, bahaya serangan jantung, jantung manusia,